Rabu, 09 September 2015

Istri Kerja Cari Uang atau Tidak Rezeki Keluarga tidak akan berkurang ataupun Bertambah



Krisis Spiritualitas Terhadap Kondisi Ummat juga sangat di pengaruhi pada Fungsi seorang Istri di rumah yang terkadang di abaikan atau bahkan tidak disadari.
Suami gaji 4 juta, istri gaji 3 juta, total penghasilan keluarga 7 Juta.
Kalau istri berhenti kerja, penghasilan keluarga tetap 7 juta. Kok bisa????? Iyaaa!!! Karena Rezeki istri melalui suami. Dengan beragam cara bila Allah sudah berkehendak.


* Bisa suami naik gaji.
* Bisa suami dipanggil kerja di tempat lain dengan mendapatkan gaji & fasilitas dua kali lipat dari tempat sebelumnya.
* Bisa suami memulai bisnis sampingan dan bisnisnya sukses.
(Ingat!!! Allah itu maha besar, masalah gaji suami itu urusan sangat sepele sekali bagi Allah)
Jadi bagi para istri yang masih keukeuh untuk bekerja dengan alasan nanti penghasilan keluarga berkurang. Apakah para istri lupa bahwa ada Allah yang menjamin rizki buat suami yang akan diberikan ke keluarga kecilmu?
Yap benar,… Allah sudah memberitahukan kita semua lewat Al-Quran, dimana Allah berfirman pada (QS. Huud: ayat 6):
“Allah telah menjamin rezeki untuk setiap makhluk-Nya. Tiada suatu binatang melatapun yang tidak mendapat jaminan rezeki dari-Nya.”
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: ayat 2-3)
Tugas utama seorang istri adalah “Ummu Warobatul Bait ” ibu dan pengatur Rumah Tangga. Jika tugas utama ini terabaikan dengan aktifitas mubahnya dalam bekerja maka hukum bekerja menjadi tidak diperbolehlan (Allah membencinya). Karena jika hilang fungsi istri dan seorang ibu maka kehancuran generasi sudah menjadi suatu kepastian, karena mereka adalah madrasatul ula (pendidikan pertama dan utama) bagi anak-anaknya.
BAGAIMANA ATURAN ISLAM AGAR ISTRI BOLEH BEKERJA?
Jika istri mesti keluar dari rumah untuk bekerja, maka hal-hal berikut yang mesti diperhatikan:
1. Mendapatkan izin dari suami
Karena banyak sebagian besar suami tidak menginginkan istrinya bekerja di luar rumah (suami yang menginginkan istri di rumah menjaga hartanya di rumah dan menjaga anaknya). Adapun keluar rumah tanpa izin suami termasuk yang diharamkan dan ia telah berbuat zalim, bahkan Allah melarang wanita yang dicerai suaminya dengan talak raj’i (talak yang masih bisa rujuk) agar tidak keluar rumahnya, bagaimana jika seorang istri yang dicerai saja belum tapi berani keluar rumah. Berikut firman Allah SWT:
“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.”
(QS. Ath Thalaq: ayat 1)
2. Mengurus urusan rumah tangga
Ketika istri ingin bekerja keluar dari rumah, apakah sudah istri bekerja untuk suami dan anak-anaknya sebelum melayani urusan pekerjaan di luar? Jadi sebaiknya ketika kerja di luar rumah harus ingat dengan kebutuhan suami sebelum ia bekerja, kebutuhan anak-anak, dll (yang sepatutnya dikerjakan oleh istri). Mungkin jika ada yang membantu di rumah bisa lebih enteng pekerjaannya, namun jika tidak ada orang yang membantu bagaimana? Apa tidak buat keharmonisan rumah tangga jadi rusak, setiap hari suamimu, sarapan masak sendiri, nyuci sendiri, pulang kerja tidak ada makanan, anak-anak tidak belajar, dll.
3. Berpakaian secara syar’i
Syarat pakaian syar’i yaitu menutup seluruh tubuh selain bagian yang dikecualikan (wajah dan telapak tangan), tebal dan tidak transparan, longgar dan tidak ketat, tidak berwarna mencolok (yang menggoda), dan tidak memakai wewangian.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi, kemudian ia keluar, lalu ia melewati satu kaum (orang banyak) supaya mereka mendapati (mencium) baunya, maka dia itu adalah perempuan zina / tuna susila.”
[Hasan riwayat Ahmad, Nasa’i, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim, Ibnu Khuzaimah dan Thahawi dari jalan Abu Musa]
Dan Rasulullah SAW bersabda lagi:
“Siapa saja perempuan yang memakai minyak wangi kemudian keluar ke masjid niscaya tidak diterima sholatnya sehingga ia mandi terlebih dahulu (membersihkan dirinya dari wangi-wangian tersebut).”
[Shahih riwayat Ibnu Majah dari jalan Abu Hurairah]
Begitu indahnya Islam menjaga wanita, hal sepele wangi-wangian saja sudah diatur, jelas itu sangat bermanfaat untuk kaum wanita agar menghindari suatu fitnah ataupun godaan lelaki.
4. Aman dari fitnah
Yang dimaksud aman dari fitnah adalah wanita tersebut sejak menginjakkan kaki keluar rumah sampai kembali lagi ke rumah, mereka terjaga agamanya, kehormatannya, serta kesucian dirinya.Untuk menjaga hal-hal tersebut, Islam memerintahkan wanita yang keluar rumah untuk menghindari khalwat (berduaan dengan laki-laki yang bukan mahram, tanpa ditemani mahramnya), ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan wanita tanpa dipisahkan oleh tabir), menjaga sikap dan tutur kata (tidak melembutkan suara, menundukkan pandangan, serta berjalan dengan sewajarnya, tidak berlenggak-lenggok). Adanya mahram ketika melakukan safar Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam, “Seorang wanita tidak boleh melakukan safar kecuali bersama mahramnya.” [HR. Bukhari dalan Shahihnya (no. 1862), Kitab “Jazaa-ush Shaid”, Bab “Hajjun Nisaa’”; Muslim (no. 1341), Kitab “al-Hajj”, Bab “Safarul Mar-ah ma’a Mahramin ilal hajji wa Ghairihi”, dari Ibnu ‘Abbas]
5. Pekerjaannya menolong banyak orang
Jika bekerja keluar rumah untuk menolong orang, contoh pekerjaannya adalah seorang ibu bidan/dokter kandungan yang harus menolong ibu lain untuk segera melahirkan, dsb. (Bayangkan jika tidak ada dokter kandungan wanita, karena banyak suami yang hanya mengizinkan istrinya diperiksa kandungannya oleh kaum wanita).
Namun istri harus tetap memperhatikan poin-poin nomor 1 s/d 4 dengan seksama.
Di atas adalah beberapa poin-poin yang harus diperhatikan jika ingin bekerja ke luar dari rumah. Waaww ribet juga yah Islam mengatur ini. Eits hal yang perlu kita ingat adalah bahwa Islam itu mudah dan Allah hendak memudahkan urusan hambaNya,.. Bukankah Allah membuat aturan untuk kebaikan hambaNya? Bukankah Allah mengistimewakan seorang wanita? Lalu kenapa kita semua masih ragu kepadaNya? Berpikirlah tenang dan coba pahami secara mendalam hadirkan ikhlas dan iman dalam diri kita.
Jadilah Sebaik-baik Wanita Sholeha yang taat. Insya Allah kita akan tersenyum bahagia untuk ini…
Lalu ada pertanyaan. Bagaimana jika istri bekerja sebagai resepsionis, teller bank, dll yang kebanyakan harus diposisikan sebagai kaum wanita.
Jawab: Harus memperhatikan point-point nomor 1 s/d 4. Islam itu sangat memuliakan kaum wanita, Islam datang untuk menempatkan kedudukan wanita pada posisi yang layak, memberikan hak-haknya dengan sempurna tanpa dikurangi sedikitpun. Islam memuliakan kedudukan kaum wanita, baik sebagai ibu, sebagai anak atau saudara perempuan, juga sebagai istri.
Lalu ada pertanyaan lagi. Bagaimana kalau istri tidak bekerja, nanti suami akan pelit kasih uang dan menginjak-nginjak harga diri istri?
Jawab: Kalau pertanyaan seperti itu tidak usahlah menikah, itu akan membuat dosa dan kezhaliman (itu adalah pikiran kotor dan sangat picik, tidak percaya terhadap suami sendiri), silahkan baca lagi hukum-hukum menikah dan sesudah menikah, suami itu adalah pemimpin. Pasti suami memimpin keluarganya demi kebaikan dan menjauhkan hal-hal yang buruk kepada istri dan anak-anaknya. Maka dari itu jika takut suami seperti itu berdoalah kepada Allah agar suami tidak seperti itu, dan bagi yang belum menikah pilihlah calon suami yang betul-betul baik. Bagaimana cara mendapatkan suami yang baik. Allah SWT sudah berfirman, jika mau mendapatkan suami yang baik maka kitanya harus baik terlebih dahulu. Tidak bisa itu kitanya tidak baik maunya dapat yang baik! Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran:
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (QS. An Nur: ayat 26)
Nah kok Allah sudah berfirman seperti itu di Al-Quran sedangkan di kehidupan nyata banyak pula pasangan yang suaminya baik istrinya tidak baik, ataupun istrinya baik tapi suaminya tidak baik.
Jawab: Itulah dunia dan ketetapan Allah, dunia ini adalah tempatnya ujian, jika mendapatkan pasangan yang tidak baik itu adalah ujian dari Allah agar kita bisa menjadi lebih bertakwa dan dekat kepada Allah. Maka tetapkan diri untuk berlandaskan ajaran Allah, Insya Allah suami pelan-pelan yang tadinya tidak baik akan menjadi orang yang baik, hidayah Allah itu bisa turun kepada siapa saja baik sebelum menikah ataupun sesudah menikah untuk orang-orang yang bersungguh-sungguh memintanya, Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat. Siapa yang lulus dari ujian Allah di dunia ini, maka SurgaNyalah tempat ia kelak nanti.
Diceritakan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa baginda bersabda yg bermaksud: “Barang siapa yg sabar atas budi pekerti isterinya yg buruk, maka Allah memberinya pahala sama dgn pahala yg diberikan kpd Nabi Ayub a.s karena sabar atas cobaan-Nya.” ( Cobaan ke alas Nabi Ayub ada 4 hal: Habis harta bendanya., Meninggal dunia semua anaknya, Hancur badannya, Dijauhi oleh manusia kecuali isterinya benama Rahmah )
“Dan seorang isteri yg sabar atas budi pekerti suaminya yg buruk akan diberi oleh Allah pahala sama dgn pahala Asiah isteri Firaun”.
Lalu ada lagi pertanyaan. Bagaimana status pendidikan istri yang sampai sekolah tinggi, percuma saja dong sekolah tinggi-tinggi sampai bangku kuliah D3, S1, S2?
Jawab: Menuntut ilmu setinggi-tingginya di Islam itu dianjurkan, tidak ada yang sia-sia dengan pendidikan sampai bangku D3, S1, S2 bahkan S3. Dengan pendidikan yang tinggi itu bisa terpakai ilmunya untuk kehidupannya kelak. Istri bisa dapat ilmu-ilmu lain yang pasti terpakai untuk menjadi landasan kehidupan sehari-hari bersama suami dan anak-anaknya. Contohnya: berbahasa yang baik, cara berkerabat yang baik, mengajarkan anak-anaknya ilmu-ilmu formal, dll.
Lalu ada lagi pertanyaan. Bagaimana jika yang menyuruh bekerja adalah si suami? Dengan alasan agar bisa membantu ekonomi keluarga karena anak-anak butuh biaya sekolah, makan, dll.
Jawab: Jika suami yang menyuruh istri bekerja keluar dari rumah, maka point1 sudah tidak perlu diperhatikan lagi, tinggal perhatikan poin 2, 3 dan 4.
Ingatlah wahai sahabat Kabar Muslimah kita hidup di dunia ini sangat-sangat sementara. Semua akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan kelak ketika kita di alam sana. Bagaimana pula nanti ada pertanyaan dari malaikat (Kenapa kau dulu keluar makan siang dengan laki-laki kerabat kantormu tanpa sepengetahuan suamimu? Kenapa kau dahulu bekerja dengan pakaian seksi sehingga para lelaki selalu memperhatikanmu, dan kamu membiarkan hal demikian terjadi? Kenapa dahulu kala tutur katamu lebih baik kepada atasanmu dibandingkan suamimu? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mesti dipertanggung jawabkan).
Sekarang ini, banyak sekali peluang pekerjaan bagi wanita, namun tidak sedikit pula peluang-peluang bisnis yang dapat dikerjakan di rumah. Untuk itu, mari sama-sama kembali meluruskan niat ketika harus meninggalkan keluarga dan bekerja di luar rumah untuk benar-benar membantu suami dan keluarga. Melakukan pekerjaan dengan baik dan menjauhi segala jenis larangan-larangan Allah SWT yang ada di luar sana agar dapat bertemu kembali bersama keluarga tercinta di SurgaNya kelak.
Aamiin Allahumma Aamiin……

Selasa, 08 September 2015

Lindungi keluarga dari Krisis Spiritualitas Terhadap Kondisi Ummat


Islam Datang dalam Keadaan Asing dan Ia akan kembali dalam keadaan Asing….
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)
Dahulu Islam dianggap asing ditengah-tengah orang-orang yang tidak memeluk Islam, namun yang sangat menyedihkan sekarang Islam dianggap asing di tengah-tengah orang yang memeluk agama Islam itu sendiri…
Fakta, umat Islam di masa sekarang berada pada salah satu masa terburuknya sejak cahaya Islam muncul terang di Makkah dan berlanjut benderang di Madinah. Keadaan umat Islam semakin memburuk daripada masa-masa suram ketika bangsa Mongol menghancurkan Baghdad, membunuh khalifah dan menjadikan jalanan Baghdad basah oleh darah umat Islam. Masa itu memang merupakan masa yang sangat suram bagi umat Islam, namun kondisi umat Islam sekarang itu bahkan jauh lebih buruk dari masa tersebut.
Sedikit penjelasan nih, saat itu Baghdad menjadi lautan darah. Saat ini, bukan cuma Baghdad yang bermandikan darah, tapi juga Bashrah, Yerusalem, Ghaza, Kabul, Islamabad, Kashmir dan juga kota-kota Islam lainnya. Saat itu, khalifah terbunuh oleh pasukan Mongol.
Naah, itu sedikit kisah tentang kemunduran Islam yang mugkin kita semua menyadarinya… ummm loh koq bagaimana tentang kemunduran yang tidak kita sadari dan bahkan kita anggap biasa sehingga menjadi budaya kalau seperti inilah Islam itu. Dan yang paling parahnya ada yang beranggapan bahwa perempuan ga wajib berjilbab,.. ini bagaimana tuh pemirsah?? Bukankah merupakan fitnah terbesar umat Islam ketika sebagian besar umat Islam tidak menyadari kondisi mereka yang sebenar-benarnya.?? Mereka menganggap Islam sama dengan agama-agama lain, hanya mengatur aspek-aspek spiritual saja, dan tak punya aturan dalam kehidupan masyarakat, tak punya tuntunan dalam bidang sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, politik dan pemerintahan. Umat Islam sekarang senang mendengar ceramah dan khutbah yang menganjurkan sedekah dan sabar, namun ‘sakit telinga’ ketika mendengar da’i yang menyerukan penerapan Islam secara kaffah.
Yang Nyunnah dianggap radikal
Yang nyeleneh disebut toleran
Yang jilbab syar'I di ejek Ekstrem
Yang ga pake jilbab di bilang cantik
Yang muda sholat 5 waktu malah katanya perlu di waspadai
Yang muda ga sholat katanya masih muda
Yang jenggotan rajin ke masjid di anggap teroris
Yang jenggotan rajin dugem pade rame mengatakan itu di yang namanya keren
Yang ke majelis ta'lim pekanan disorotin fanatik
Yang ke bioskop harian katanya perlu kan itu gaul
Yang hapal qur'an 30 juz di anggap sok mau di bilang
Yang hapal jenis batu akik waaaww itu baru hebat
Yang anaknya di jilbabin katanya maksa dan keterlaluan terhadap HAM
Yang anaknya pake rok mini di puji imut
Yang pakai baju koko malah dikatain sok alim
Yang ga pake baju oowww ini baru jantan
Yang hariannya bicara islam dibilang sok kiai
Yang hariannya ghibah dikatakan up to date
Media islam disebut radikal
Media porno merupakan kebutuhan katanya

Tyuusssss,.. bagaimana sih Islam itu?? Masa’ orang Islam sendiri ga tau agamanya?? Semua yang dilakukan karena ajaran Islam di anggap serba salah jadilah kite enggan ikut Sunnah, enggan ikut ajaran apalagi mau di praktekin… ini bahaya nichh??? Ga takut kite sama Alloh?? Ga takut kite dengan azabnya??,,.. kita ini hidup punya prinsip ka gak sich?? Atau mungkin semuanya serba ikut-ikutan??
JANGAN SAMPAI INI TERJADI PADA KELUARGA KITA YAAH
Jangan sampe yah teman-teman…
Yuk teman-teman kita sama-sama renungi Firmannya Alloh dalam al-Qur’an berikut ini moga-moga yeh kita kudu dapet berkahnye, kudu selalu dalam perlindunganNya:
Ayat Pertama:
ولو أن أهل القرى ءامنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذنـهم بما كنوا يكسبون
Artinya: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (TQS. Al-A’raf: 96)
Ayat Kedua:
واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة ، واعلموا أن الله شديد العقاب
Artinya: “Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (TQS. Al-Anfal: 25)
Ayat Ketiga:
ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS. Ar-Rum: 41)
Ayat Keempat:
وكأين من قرية عتت عن أمر ربها ورسله فحاسبنها حسابا شديدا وعذبنها عذابا نكرا
Artinya: “Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.” (TQS. Ath-Thalaq: 8)
Kata hisaban syadidan menunjukkan azab di dunia, sedangkan kata ‘adzaban nukranmenunjukkan siksa di akhirat. Ini merupakan ancaman bagi ahli maksiat, pendurhaka perintah Tuhan dan Rasul-Nya. Na’udzubillah tsumma na’udzubillahi min dzalik.

Senin, 07 September 2015

Hiduplah karena banyak Cinta Yang menanti

Mencoba bunuh diri karena putus asa dalam hidup, merasa tak ada yang menyayangi, merasa Tuhan ga adil
kepadanya,.. pergi meninggalkan Rumah dan mencoba bunuh diri..
Seiring berjalannya waktu banyak problem hidup yang kita alami, terkadang kita lemah dalam ujian, berputus asa, jatuh dan tak ingin bangkit lagi, Bahkan ada juga yang mencoba Bunuh diri,.
Kenapa Mba mencoba bunuh diri?
Saya merasa tidak pantas untuk hidup didunia ini lagi.
Loh koq begitu, ada apa?
Tidak ada yang menyayngi saya, tidak ada yang mencintai saya?
Koq mba’ bisa berkata seperti itu? Apa buktinya sampai mba berkata seperti itu?
Buktinya sudah lama saya meninggalkan rumah tapi tidak satu pun dari keluarga saya yang mencari saya apalgi mencoba member sy kasih sayangnya. Saya tidak diharapkan lagi mba’
Kenapa bisa seperti itu.?
Saya pernah membuat kesalahan yang membuat keluargaku menderita, dan saya hanya kabur dari rumah, saya tidak mau mengangkat telpon dari keluarga karena setiap saya menerima telpon dari keluarga saya yang ada hanya cemohan dan perkataan kasar,. Bahkan saya di anggapnya binatang,.. saya lebih baik mati saja mba’ supaya semuanya bias tenang.
Serendah itukah iman kita dalam memahami hidup? Bukankah Allah selalu ada untuk hambaNya? Kalau tidak mendapatkan cinta manusia setidaknya masih ada cintanya Allah untuk kita… tidakkah kita akan bersyukur untuk itu? Bukankah karena Allah mencintai kita sehingga Dia masih tetap membiarkan kita hidup? Mba’ istighfar dan cobalah ingat betapa keluarga kita sangat menyayangi kita hanya ia membiarkan kita untuk belajar bertanggung jawab..
Cinta? Sy tidak tau dan tidak mengerti, sy takut mba, sy takut untuk pulang kerumah…
Tidak usah banyak berbicara mba’ pulanglah… ingat mba’ wanita yang hebat tidak akan membicarakan masalahnya kepada dunia,.. Karena ia punya Allah, ia punya Allah yang senantiasa mencintai dan menyayanginya..
Tertegun diam dan seorang wanita yang mengajaknya berbicara pun pergi meninggalknnya…
Mencoba mengambil wudhu lalu shalat dua rakaat. Setelah shalat ia mengadukan semua masalahnya kepada Rabbnya.. setelah itu ia mencoba keteman-temannya. Yah disana teman2nya hanya tertawa n bercanda sambil nonton film. Yah ttg Cinta yang dapat mengubah segalanya. Ia pun ikut dan tertawa yang akhirnya ia merasakan bahwa ia masih mempunyai cinta, kasih saying dari teman-temannya dan dari Rabbnya. Akhirnya ia mencoba memperbaiki diri untuk hidup yang lebih baik.
Yah untuk teman-teman mungkin banyak dari kita yang sering berputus asa dan merasa tidak ada yang menyayangi atau tidak punya harga diri. Guys, cobalah tenang berdo’a dan lihatlah dunia lur betapa Allah sangat menyayangi hambaNya. Sesungguhnya Dia adalah dekat petolongannya datang lebih cepat dari perkiraan hambaNya. Yuukzz semangat lagi…

Padamkan Lampu Jika Hendak Tidur

Inilah Rahasia Medis di Balik Hadits “😃
Padamkan Lampu Jika Hendak Tidur
Salah satu petunjuk Rasulullah di malam hari adalah mematikan lampu sebelum tidur. Sehingga umat beliau tidur malam dalam kondisi gelap.
أَطْفِئُوا الْمَصَابِيحَ بِاللَّيْلِ إِذَا رَقَدْتُمْ ، وَغَلِّقُوا الأَبْوَابَ ، وَأَوْكُوا الأَسْقِيَةَ ، وَخَمِّرُوا الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ
“Padamkanlah lampu-lampu di malam hari pada saat kalian tidur malam, kuncilah pintu dan tutuplah bejana, makanan dan minuman.” (HR. Al Bukhari)
Ternyata, hadits yang telah disabdakan lebih dari 14 abad itu baru terkuak rahasia medisnya di era modern ini.
Penelitian Joan Robert menemukan bahwa tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya. Hormon melatonin merupakan salah satu hormon kekebalan tubuh yang dapat memerangi dan mencegah sejumlah penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker prostat.
Dengan tidur malam dalam kondisi gelap, seseorang bisa memproduksi hormon tersebut. Sebaliknya, tidur dengan lampu menyala menyebabkan produksi hormon melatonin terhenti.
Masya Allah… ternyata tuntunan Rasulullah sejak berabad-abad lalu mengangdung hikmah yang demikian hebat. Meski kelihatannya sederhana, di baliknya ada banyak manfaat untuk manusia. Bukankah ini merupakan salah satu bukti kebenaran hadits Nabi dan kebenaran Islam itu sendiri?

Sabtu, 05 September 2015

Sifat Orang Yang Merasa Dirinya Paling Baik dan Berilmu

Sering terjadi pada sebagian pencari ilmu penyakit sombong, merasa dirinya paling shalih dan menganggap orang lain semuanya di bawahnya. Kemudian merasa diri paling dekat dengan Allah dan dicintai-Nya, sedangkan yang lain dianggap orang-orang yang jauh dan tidak dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan biasanya, pada puncaknya dia merasa dosa-dosanya diampuni, sedangkan dosa orang lain tidak akan diampuni.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya dahulu di kalangan Bani Israil ada dua orang yang bersaudara. Salah satunya seorang pendosa, sedangkan yang lainnya seorang yang rajin beribadah. Dan bahwasanya sang ahli ibadah selalu melihat saudaranya bergelimang dosa, maka ia berkata: “Kurangilah!” Pada suatu hari ia mendapatinya dalam keadaan berdosa, maka ia berkata: “Kurangilah!” Berkata si pendosa: “Biarkanlah antara aku dan Rabb-ku! Apakah engkau diutus untuk menjadi penjagaku?” Sang ahli ibadah berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampunimu!” Atau: “Demi Allah, Allah tidak akan memasukkanmu ke dalam surga!” Dicabutlah ruh kedua orang tersebut dan dikumpulkan di sisi Allah. Maka Allah berfirman kepada ahli ibadah: “Apakah engkau mengetahui tentang Aku? Ataukah engkau merasa memiliki apa yang ada di tangan-Ku?” Dan Allah berkata kepada si pendosa: “Pergilah engkau dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku!” Dan berkata kepada ahli ibadah: “Bawalah ia ke dalam neraka!” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ ash-Shaghir)
Hendaknya kita jangan menyucikan diri sendiri, mengangap hebat. Ini semua hanyalah anugrah saja dari Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)
Semoga ilmu yang kita miliki membuat kita jauh dari sifat sombong, dan bukannya kita berpenyakit sombong karena ilmu yang dimiliki.

Jumat, 04 September 2015

Antara Beribadah dan Taat Kepada Suami

Dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang berkata, “suatu hari, kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW tiba-tiba, datanglah seorang perempuan. Ia berkata, ‘suamiku, Shafwan bin Al-Mu’aththal, memukulku ketika aku sedang shalat, memaksaku untuk berbuka ketika aku sedang berpuasa, dan ia sendiri tidak melakukan shalat subuh hingga matahari terbit.’ Ketika itu Shafwan berada di samping beliau dan beliau pun menanyakan kepada Shafwan tentang kebenaran pengaduan istrinya.
                Shafwan menjawab. ‘Ya Rasulullah, pengakuannya bahwa aku memukulnya ketika ia sedang shalat adalah benar. Hal itu karena ia membaca dua surah yang telah aku larang.’ Mendengar hal itu Rasulullah SAW bersabda, ‘seandainya hanya satu surah pun, hal itu sudah cukup bagi orang-orang.’
                “Shafwan berkata lagi, ‘mengenai pengaduannya bahwa aku telah memaksanya untuk berbuka puasa, hal itu karena ia tetap berpuasa, padahal  aku adalah laki-laki yang masih muda dan aku tidak bisa bersabar.’ Mendengar hal itu Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang perempuan hanya boleh berpuasa ketika telah mendapat izin dari suaminya.’”
                “Shafwan berkata lagi, ‘Mengenai pengaduannya bahwa aku tidak melaksanakan shalat subuh hingga matahari terbit,hal itu karena kami sekeluarga mempunyai tradisi demikian. Hamper setiap hari, kami bangun setelah matahari terbit.’ Mendengar hal itu Rasulullah SAW bersabda,’Apabila engkau bangun tidur maka shalatlah seketika itu pula, wahai Shafwan!’ (HR Abu Dawud , Ibn Hib-ban, Al-Hakim, dan Ahmad dengan sanad yang shohih menurut criteria Al- Bukhari dan Muslim)
Beberapa hadits lain silahkan baca, pahami dan renungkan ini Sobatqu, semoga menjadi pelajaran berharga dalam menempuh hidup baru.
Dari ‘Abdullah bin Abu Aufa’f r.a. Rasulullah SAW bersabda, “Sekiranya aku dibolehkan menyuruh seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, niscaya aku akan menyuruh seorang istri agar bersujud kepada suaminya. Demi Tuhan yang menguasai Muhammad, perempuan dinilai tidak melaksanakan hak Tuhan-nya sebelum ia memenuhi hak suaminya.”
“bahkan, sekiranya suami menginginkan dirinya, sementara ia sedang di atas unta ia tidak boleh menolaknya.” (HR. Ahmad, ibn Majah, Ibn Hibban dan Al Baihaqi)
Dari Abu Umaman r.a., Rasulullah SAW bersabda “ Ada tiga orang yang shalatnya tidak akan diterima (1) budak yang melarikan diri sebelum ia kembali (2) istri yang tidur di malam hari smentara suaminya marah kepadanya, dan  (3) orang yang mengimani shalat suatu kaum sedang ia tidak menyukainya.” (HR. Al Tirmidzi)
Sahabatku beberapa hal yang di maksud hadits ini:
1.       Diperlukan keseimbangan dalam memahami ibadah.
2.       Harus ada keseimbangan antara ibadah-ibadah dan beberapa bentuk ketaatan serta tidak berlebihan dalam menampakkan ketaatan.
3.       Sangat penting bagi istri untuk memahami bahwa memenuhi hak suami harus didahulukan atas berbagai bentuk ketaatan dan ibadah sunnah. Bahkan ibadah sang istri tidak akan berguna karena sebab kemarahan suami kepadanya dalam batas-batas yang dibenarkan. Karena itu, sebelum melaksanakan ibadah sunnah seorang istri hendaknya meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Wallohu ‘Alam

Persiapan Muslimah Menjelang Pernikahan



Persiapan Muslimah Menjelang Pernikahan
Karya : Rini Fura Kirana M.eng

kiriman : Fuan, dari sebuah seminar yang diikutinya.


prayoga.net - Persiapan Muslimah Menjelang Pernikahan Permasalahan dan Kiat-kiat Menghadapinya

Kafemuslimah.com Sebagai seorang muslimah, kita semua tentu mengharapkan pada saatnya nanti akan bertemu dengan pendamping yang akan menjadi pemimpin dalam rumah tangga kita. Harapannya adalah, dapat membentuk sebuah keluarga yang sakinah, mawwadah warrahmah. Berikut ini adalah sebuah artikel yang bagus untuk disimak yang insya Allah bisa menjadi bekal bagi para muslimah pada khususnya, juga seluruh muslimin dan muslimat dimanapun berada pada umumnya, mengenai apa yang harus dipersiapkan menjelang pernikahan. Silahkan disimak.

1. Pendahuluan. Allah telah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan, tetumbuhan, pepohonan, hewan, semua Allah ciptakan dalam sunnah keseimbangan & keserasian. Begitupun dengan manusia, pada diri manusia berjenis laki-laki terdapat sifat kejantanan/ketegaran dan pada manusia yang berjenis wanita terkandung sifat kelembutan/kepengasihan. Sudah menjadi sunatullah bahwa antara kedua sifat tersebut terdapat unsur tarik menarik dan kebutuhan untuk saling melengkapi.

Untuk merealisasikan terjadinya kesatuan dari dua sifat tersebut menjadi sebuah hubungan yang benar-benar manusiawi maka Islam telah datang dengan membawa ajaran pernikahan Islam menjadikan lembaga pernikahan sebagai sarana untuk memadu kasih sayang diantara dua jenis manusia. Dengan jalan pernikahan itu pula akan lahir keturunan secara terhormat. Maka adalah suatu hal yang wajar jika pernikahan dikatakan sebagai suatu peristiwa yang sangat diharapkan oleh mereka yang ingin menjaga kesucian fitrah.

Dan bahkan Rosulullah SAW dalam sebuah hadits secara tegas memberikan ultimatum kepada ummatnya: “Barang siapa telah mempunyai kemampuan menikah kemudian ia tidak menikah maka ia bukan termasuk umatku” (H.R. Thabrani dan Baihaqi).

2. Persiapan Pra Nikah bagi muslimah . Seorang muslimah sholihah yang mengetahui urgensi dan ibadah pernikahan tentu saja suatu hari nanti ingin dapat bersanding dengan seorang laki-laki sholih dalam ikatan suci pernikahan. Pernikahan menuju rumah tangga samara (sakinah, mawaddah & rahmah) tidak tercipta begitu saja, melainkan butuh persiapan-persiapan yang memadai sebelum muslimah melangkah memasuki gerbang pernikahan.

Nikah adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat penting, suatu mitsaqan ghalizan (perjanjian yang sangat berat). Banyak konsekwensi yang harus dijalani pasangan suami-isteri dalam berumah tangga. Terutama bagi seorang muslimah, salah satu ujian dalam kehidupan diri seorang muslimah adalah bernama pernikahan. Karena salah satu syarat yang dapat menghantarkan seorang isteri masuk surga adalah mendapatkan ridho suami. Oleh sebab itu seorang muslimah harus mengetahui secara mendalam tentang berbagai hal yang berhubungan dengan persiapan-persiapan menjelang memasuki lembaga pernikahan. Hal tersebut antara lain :

A. Persiapan spiritual/moral (Kematangan visi keislaman) Dalam tiap diri muslimah, selalu terdapat keinginan, bahwa suatu hari nanti akan dipinang oleh seorang lelaki sholih, yang taat beribadah dan dapat diharapkan menjadi qowwam/pemimpin dalam mengarungi kehidupan di dunia, sebagai bekal dalam menuju akhirat. Tetapi, bila kita ingat firman Allah dalam Alqurâ’an bahwa wanita yang keji, adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik...." (QS An-Nuur: 26).

Bila dalam diri seorang muslimah memiliki keinginan untuk mendapatkan seorang suami yang sholih, maka harus diupayakan agar dirinya menjadi sholihah terlebih dahulu. Untuk menjadikan diri seorang muslimah sholihah, maka bekalilah diri dengan ilmu-ilmu agama, hiasilah dengan akhlaq islami, tujuan nya bukan hanya semata untuk mencari jodoh, tetapi lebih kepada untuk beribadah mendapatkan ridhoNya. Dan media pernikahan adalah sebagai salah satu sarana untuk beribadah pula.

B. Persiapan konsepsional (memahami konsep tentang lembaga pernikahan)

Pernikahan sebagai ajang untuk menambah ibadah & pahala : meningkatkan pahala dari Allah, terutama dalam Shalat Dua rokaat dari orang yang telah menikah lebih baik daripada delapan puluh dua rokaatnya orang yang bujang" (HR. Tamam).

Pernikahan sebagai wadah terciptanya generasi robbani, penerus perjuangan menegakkan dienullah. Adapun dengan lahirnya anak yang sholih/sholihah maka akan menjadi penyelamat bagi kedua orang tuanya.

Pernikahan sebagai sarana tarbiyah (pendidikan) dan ladang dakwah. Dengan menikah, maka akan banyak diperoleh pelajaran-pelajaran & hal-hal yang baru. Selain itu pernikahan juga menjadi salah satu sarana dalam berdakwah, baik dakwah ke keluarga, maupun ke masyarakat.

C. Persiapan kepribadian
Penerimaan adanya seorang pemimpin. Seorang muslimah harus faham dan sadar betul bila menikah nanti akan ada seseorang yang baru kita kenal, tetapi langsung menempati posisi sebagai seorang qowwam/pemimpin kita yang senantiasa harus kita hormati & taati. Disinilah nanti salah satu ujian pernikahan itu. Sebagai muslimah yang sudah terbiasa mandiri, maka pemahaman konsep kepemimpinan yang baik sesuai dengan syariat Islam akan menjadi modal dalam berinteraksi dengan suami.

Belajar untuk mengenal (bukan untuk dikenal). Seorang laki-laki yang menjadi suami kita, sesungguhnya adalah orang asing bagi kita. Latar belakang, suku, kebiasaan semuanya sangat jauh berbeda dengan kita menjadi pemicu timbulnya perbedaan. Dan bila perbedaan tersebut tidak di atur dengan baik melalui komunikasi, keterbukaan dan kepercayaan, maka bisa jadi timbul persoalan dalam pernikahan. Untuk itu harus ada persiapan jiwa yang besar dalam menerima & berusaha mengenali suami kita.

D. Persiapan Fisik Kesiapan fisik ini ditandai dengan kesehatan yang memadai sehingga kedua belah pihak akan mampu melaksanakan fungsi diri sebagai suami ataupun isteri secara optimal. Saat sebelum menikah, ada baiknya bila memeriksakan kesehatan tubuh, terutama faktor yang mempengaruhi masalah reproduksi. Apakah organ-organ reproduksi dapat berfungsi baik, atau adakah penyakit tertentu yang diderita yang dapat berpengaruh pada kesehatan janin yang kelak dikandung. Bila ditemukan penyakit atau kelainan tertentu, segeralah berobat.

E. Persiapan Material Islam tidak menghendaki kita berfikiran materialistis, yaitu hidup yang hanya berorientasi pada materi. Akan tetapi bagi seorang suami, yang akan mengemban amanah sebagai kepala keluarga, maka diutamakan adanya kesiapan calon suami untuk menafkahi. Dan bagi fihak wanita, adanya kesiapan untuk mengelola keuangan keluarga. Insyallah bila suami berikhtiar untuk menafkahi maka Allah akan mencukupkan rizki kepadanya. Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni'mat Allah? (QS. 16:72) " Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 24:32)".

F. Persiapan Sosial Setelah sepasang manusia menikah berarti status sosialnya dimasyarakatpun berubah. Mereka bukan lagi gadis dan lajang tetapi telah berubah menjadi sebuah keluarga. Sehingga mereka pun harus mulai membiasakan diri untuk terlibat dalam kegiatan di kedua belah pihak keluarga maupun di masyarakat. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu. Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang tua, kerabat-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,”Q.S. An-Nissa: 36).

Adapun persiapan-persiapan menjelang pernikahan (A hingga F) yang tersebut di atas itu tidak dapat dengan begitu saja kita raih. Melainkan perlu waktu dan proses belajar untuk mengkajinya. Untuk itu maka saat kita kini masih memiliki banyak waktu, belum terikat oleh kesibukan rumah tangga, maka upayakan untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya guna persiapan menghadapi rumah tangga kelak.

3. Pemahaman kriteria dalam memilih atau menyeleksi calon suami

- Utamakan laki-laki yang memiliki pemahaman agama yang baik

- Bagaimana ibadah wajib laki-laki yang dimaksud

- Sejauh mana konsistensi & semangatnya dalam menjalankan syariat Islam

- Bagaimana akhlaq & kepribadiannya

- Bagaimana lingkungan keluarga & teman-temannya

Catatan : Seorang laki-laki yang sholih akan membawa kehidupan seorang wanita menjadi lebih baik, baik di dunia maupun kelak di akhirat .

Sekufu

- Memudahkan proses dalam beradaptasi

- Tapi ini tidak mutlak sifatnya, karena jodoh adalah rahasia Allah

- Batasan-batasan siapa yang yang terlarang untuk menjadi suami (QS 4:23-24; QS2: 221)

4. Langkah-langkah yang ditempuh dalam kaitannya untuk memilih calon

a. Menentukan kriteria calon pendamping (suami ). Diutamakan lelaki yang baik agamanya.

b. Mengkondisikan orang tua dan keluarga , Kadang ketidaksiapan orang tua dan keluarga bila anak gadisnya menikah menjadi suatu kendala tersendiri bagi seorang muslimah untuk menuju proses pernikahan. Penyebab ketidak siapan itu kadang justru berasal dari diri muslimah itu sendiri, misalnya masih menunjukkan sikap kekanak-kanakan, belum dapat bertanggung jawab dsb. Atau kadang dapat juga pengaruh dari lingkungan, seperti belum selesai kuliah (sarjana) tetapi sudah akan menikah. Hal-hal seperti ini harus diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya, agar pelaksanaan menuju pernikahan menjadi lancar.

c. Mengkomunikasikan kesiapan untuk menikah dengan pihak-pihak yang dipercaya Kesiapan seorang muslimah dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang dipercaya, agar dapat turut membantu langkah-langkah menuju proses selanjutnya.

d. Taâ’aruf (Berkenalan) , Proses taâ’aruf sebaiknya dilakukan dengan cara Islami. Dalam Islam proses taâ’aruf tidak sama dengan istilah pacaran. Dalam berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan kondisi dua insan berlainan jenis yang khalwat atau berduaan. Yang mana dapat membuka peluang terjadinya saling pandang atau bahkan saling sentuh, yang sudah jelas semuanya tidak diatur dalam Islam. Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” QS 17:32).

Rasulullah SAW bersabda : "Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim).

Bila kita menginginkan pernikahan kita terbingkai dalam ajaran Islami, maka semua proses yang menyertainya, seperti mulai dari mencari pasangan haruslah diupayakan dengan cara yang ihsan & islami.

e. Bermusyawarah dengan pihak-pihak terkait , Bila setelah proses taâ’aruf terlewati, dan hendak dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka selanjutnya dapat melangkah untuk mulai bermusyawarah dengan pihak-pihak yang terkait.

f. Istikhoroh , Daya nalar manusia dalam menilai sesuatu dapat salah, untuk itu sebagai seorang msulimah yang senantiasa bersandar pada ketentuan Allah, sudah sebaiknya bila meminta petunjuk dari Allah SWT. Bila calon tersebut baik bagi diri muslimah, agama dan penghidupannya, Allah akan mendekatkan, dan bila sebaliknya maka akan dijauhkan. Dalam hal ini, apapun kelak yang terjadi, maka sikap berprasangka baik (husnuzhon) terhadap taqdir Allah harus diutamakan.

g. Khitbah , Jika keputusan telah diambil, dan sebelum menginjak pelaksanaan nikah, maka harus didahului oleh pelaksanaan khitbah. Yaitu penawaran atau permintaan dari laki-laki kepada wali dan keluarga fihak wanita. Dalam Islam, wanita yang sudah dikhitbah oleh seorang lelaki, maka tidak boleh untuk dikhitbah oleh lelaki yang lain. Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Janganlah kamu mengkhitbah wanita yang sudah dikhitbah saudaranya, sampai yang mengkhitbah itu meninggalkannya atau memberinya izin “(HR. Muttafaq alaihi).

5. Pentingnya mempelajari tata cara nikah sesuai dengan anjuran & syariat Islam

Sebenarnya tata cara pernikahan dalam Islam sangatlah sederhana dibandingkan tata cara pernikahan adata atau agama lain. Karena Islam sangat menginginkan kemudahan bagi pelakunya. Untuk itu memahami tata cara pernikahan yg islami menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi calon pasangan muslim. Dengan melaksanakan secara Islami, maka sebisa mungkin untuk menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan tata cara pernikahan yang berbau syirik menyekutukan Allah). Karena hanya kepada Allah SWT sajalah kita memohon kelancaran, kemudahan, keselamatan dan kelanggengan pernikahan nanti. Untuk beberapa hal yang harus kita ketahui tentang tatacara nikah adalah masalah sbb:

a. Dewasa (baligh) & Sadar

b. Wali , “Tidak ada nikah kecuali dengan wali” (HR.Tirmidzi J.II Bukhari Muslim dalam Kitabu Nikah),

c. Mahar , "Berikanlah mahar kepada wanita-wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan" (QS: 4:4)

- Semakin ringan mahar semakin baik. Seperti sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dari Uqbah bin Amir : "Sebaik-baiknya mahar adalah paling ringan (nilainya)."

- Bila tak memiliki materi, boleh berupa jasa. Semisal jasa mengajarkan beberapa ayat al-Qur'an atau ilmu-ilmu agama lainnya. Dalam sebuah hadis Rasulullah berkata kepada seorang pemuda yang dinikahkannya : "Telah aku nikahkan engkau dengannya (wanita) dengan mahar apa yang engkau miliki dari Al-Quran" (HR. Bukhari dan Muslim)

d. Adanya dua orang saksi

e. Proses Ijab Qobul , Proses Ijab Qabul adalah proses perpindahan perwalian dari Ayah/Wali wanita kepada suaminya. Dan untuk kedepannya makan yang bertanggung jawab terhadap diri wanita itu adalah suaminya. Syarat-syarat diatas adalah ketentuan yang harus dipenuhi dalam syarat sahnya prosesi suatu pernikahan. Selain itu dianjurkan untuk mengadakan walimatul ‘ursy, dimana pasangan mempelai sebaiknya diperkenalkan kepada keluarga dan lingkungan sekitar bahwa mereka telah resmi menjadi pasangan suami isteri, sebagai antisipasi terjadinya fitnah.

6. Permasalahan seputar masalah persiapan nikah
a. Sudah siap, tetapi jodoh tidak kunjung datang Rahasia jodoh adalah hanya milik Allah, tidak ada satu orangpun yang dapat meramalkan bila jodohnya datang. Sikap husnuzhon amat diutamakan dalam fase menunggu ini. Sembari terus berikhtiar dengan cara meminta bantuan orang-orang yang terpercaya dan berdo’a memohon pertolongan Allah. Juga upayakan senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Hindari diri dari berangan-angan, isilah waktu oleh kegiatan-kegiatan positif .

b. Belum siap, tetapi sudah datang tawaran Introspeksi diri, apakah yang membuat diri belum siap ?. Cari penyebab ketidak siapan itu, tingkatkan kepercayaan diri dan fikirkan solusinya. Sangat baik bila mengkomunikasikan masalah ini dengan orang-orang yang dipercaya, sehingga diharapkan dapat membantu proses penyiapan diri. Sembari terus banyak mengkaji urgensi tentang pernikahan berikut hikmah-hikmah yang ada di dalamnya.

7. Penutup
Agama Islam sudah sedemikian dimudahkan oleh Allah SWT, tetap masih saja ada orang yang merasakan berat dalam melaksanakannya karena ketidak tahuan mereka. Allah Taâ’ala telah berfirman: “Allah menghendaki kemmudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu” (Q.S. Al-Baqarah : 185)

Kita lihat, betapa Islam menghendaki kemudahan dalam proses pernikahan. Proses pemilihan jodoh, dalam peminangan, dalam urusan mahar dan juga dalam melaksanakan akad nikah. Demikianlah beberapa pandangan tentang persiapan pernikahan dan berbagai problematikanya, juga beberapa kiat untuk mengantisipasinya. Insyallah, jika ummat Islam mengikuti jalan yang telah digariskan Allah SWT kepadanya, niscaya mereka akan hidup dibawah naungan Islam yang mulia ini dengan penuh ketenangan dan kedamaian .
Wallahuâ’alamu bi showab.